Posts

Showing posts from 2019

Download Rindu

Telah beberapa lama aku mengabaikan file yang bertuliskan ‘ download ’ pada laman komputerku. Hari ini tak sengaja ku buka, aku memeriksa dan menelusurnya. Satu per satu aku klik untuk memperjelas gambarnya. saat kemudian muncul swafoto kita, aku tertegun. “ Rindu ” bilangku spontan dalam hati. Bersamaan dengan itu, mataku meresponnya dengan berkaca-kaca.

Permainan Manusia

Aku terkatung-katung dilingkar waktu Analisa-analisa sekedar kata Mata teduh, jiwa ambisi Orang-orang awam sepertiku makin tertipu Aku menghela napas Lagi-lagi menghela Aku ampun mendengar kabar dibalik sampul Tindas menindas adalah lumrah Manis tutur Anggun bahasa Nyatanya racun tepat diujung lidah Tuhan, aku bosan dengan permainan manusia Tak apa aku tak tahu huru-hara Asal badanku kelak tak dihisab terlalu lama

Sudah yak!

Image
6 November 2019 Jauh sebelum kejadian itu kembali terulang, aku telah maklum pada dosamu yang itu-itu lagi. Aku harap sementara ini kau buat jeda. Tak perlu tanya aku dimana, bahkan tak usah lagi menjunjungkan maaf apalagi jika kebetulan kita bersua. Sebab aku ulangi, aku telah maklum. Telah hatam pada dosamu yang bahkan aku yakini kedepannya akan terjadi lagi. Aku bukan marah atau bahkan membenci. Aku hanya sedang kecewa pada diri dan sedang mencoba membaca situasi. Pada kenyataannya saat kemarin, aku yang bodoh. Berpikir pendek, lantas ceroboh untuk sekedar menaruh harap. Jadi, tak perlulah menyapaku berlebih di whatsapp . Tak perlu merendah. Tak perlu lagi membujuk dengan kata-katamu yang manis. Tak perlu membumbui statusmu seolah kau masih menyesali. Sudah yak, kita seharusnya berhenti peduli pada apa-apa yang menguras energi, Termasuk kejadian yang kemarin pagi. Namun pada kesempatan ini aku hanya ingin mewanti, jika kelak kau temui wanita yang amat men...

Seberapa Luka yang Bisa Ku Terima

Jangankan dirumahmu, dirumahku saja sama sepinya. Jika kasarnya ibu dan bapakku seorang penuntut, mereka pasti akan secara terang-terangan meminta seorang penghuni baru pada anak-anaknya. Apalagi pada abangku, yang notabene sudah dapat dikatakan mampu untuk menjalin ikatan pernikahan. Ah tapi aku tahu, pun aku bukan ingin mencibirmu. Usia kita sama. Sama-sama sedang menjalani peranan sebagai manusia berkepala dua. Namun sayangnya, usia hanya soal angka. Yang terlihat darimu adalah beribu-ribu persembunyian luka. Namun kumohon, opinimu jangan terlalu dibawa asa. Aku baru memulainya, jangan membuat aku goyah dengan apa yang saat ini aku terima. Sebab aku ingin tahu, seberapa luka yang bisa ku terima dan menjalaninya persis seperti yang telah kau jalani sebelumnya. Sebelum akhirnya kau memilih memutarkan paradigma untuk kembali merangkai semua seperti semula. Jadi kumohon, semangati saja orang-orang yang tengah berani mengambil langkah.

Rindu Kepulangan

Sabtu pukul dini hari saat bus melaju dan saat teman disebelahku pulas menikmati perjalanan lewat tidurnya, aku hanya tertegun. Mataku menembus pandang pada jendela yang gordengnya sengaja dikibakkan. Kosong. Jasadku hendak kemana, begitupun pikirku berpendar kemana-kemana. Ini awalnya, saat bersiap mengemas barang sekenanya untuk pergi, aku dikirimi pesan singkat dari lelaki yang amat mencintaiku. Bapak, yaa lelaki itu Bapak. Begini bunyinya " Kata Ibumu, akankah pulang sabtu ini? "  k urang lebih begitu isi pesannya. Aku membalasnya tanpa pamit hendak akan kemana. Aku hanya beralasan yang ujungnya takku terima balasan sepanjang perjalanan. Sebab itu aku kalut, sabtu dini hari itu ialah saat rasa sedang digoyahkan. Kilasan bayang-bayang menyeruak menjadi layar yang memunculkan nalar seolah menyuarakan jikalau aku rindu. Rindu pada kepulangan.

Kemarin

Selamat malam jiwa-jiwa yang lelah.. Walau begitu, semoga sukurmu selalu menjamah-Nya. Malam ini keringatku bercucuran, persis kali terakhir aku jatuh sakit 3-4 tahun lalu, seperti itu. Disini gerah, udaranya panas, bising, dan belum sekalipun terjamah air hujan kala hampir dua minggu aku menetap. Aku rindu pada selimut yang tak sekalipun ku tinggali kala disana, rindu pada bantal yang akhirnya ku ikhlaskan terdiam, dan rindu melihat pagi yang memantulkan cahaya berduyun-duyun masuk jendela. Begitupun rindu pada kedua manusia paruh baya yang ada di dalamnya. Ya.. Ibu dan Bapa Kemarin aku mencuri waktu, pun jua mencuri tempat. Aku melankolis dan berujung tangis. Aku histeris dalam kamar mandi yang riuh karna air yang sengaja di nyalakan. Ada sakit yang mencabik, pun ada tanya yang membungkam. Aku heran tak kepalang, musabab apa aku semelodrama itu. Ku cabik-cabik rasa, sekalipun tak berujung reda. Ya.. Kali ini baru ku tahu...

Semoga Waktu

Hari ini dan kemarin aku disibukan dengan perpindahan. Ya.. Pindah, Menyisakan hanya Ibu Bapak pada hari-hari menjelang masa tuanya dikedua rumah mereka. Pilu. Kemarin aku bersorak-sorak meneriaki waktu, menantangnya jikalau aku takkan pernah pilu pada jarak, pada jeda, dan sekaligus padanya --waktu. Sehari-dua hari ku taksir akan kalap. Ah jangan. Doakan tak akan sekalipun yak, kawan. Semoga. Kemarin pun aku menentang jarak, sebab aku benci pada sesuatu yang telah nyaman namun akhirnya menimbulkan pilu mendalam. Pun aku benci sesuatu yang membuat tertahan, sebab amat menyisakan ngilu saat perpisahan. Ya.. Musabab itu aku selalu mencoba menghindar dari keadaan. Musabab itu, aku menolak asing dan kembali diasingkan. Namun, sekuat apapun hati menolak, ada tuntutan yang harus disegerakan, entah untuk aku, orang lain, bahkan kamu. Ya.. semoga waktu berbaik hati untuk segera menyembuhkan. Bukan hanya aku, pun jua kamu yang sedang berjuang tapi terhalang keadaan dari orang-or...

Apa Tak Akan Pernah Lagi?

Apa tak akan pernah lagi diadegankan temu? Kemarin-kemarin mengeluh rindu, tapi masing-masingnya cuma modal gerutu Apa tak akan pernah lagi memadukan canda? Dulu amat suka bersama, kini melihat saja responnya biasa Apa tak akan pernah lagi merayakan suka? Berbangga-bangga soal cita rasa, padahal tak ada yang benar-benar bisa Apa tak akan pernah lagi mengadu luka? Biar sama-sama menanggung duka, dan kembali menyumpah serapahnya hingga tertawa Ah.. Apa tak akan pernah lagi kembali? Sedang hati amat iri pada situasi yang masih orang lain jalani Ah .. Apa tak akan pernah lagi?

Merdeka!

Image
Sengaja jam-jam segini aku masih eksis untuk menulis, karna aku tak bisa berpura-pura tidak tahu untuk tanggal ini. Ya.. Tepat 17 Agustus 2019 ini adalah moment ke-74 Indonesia bebas dari penjajah. Doaku sebagai netizen tanpa kontribusi besar, Semoga Indonesia bukan hanya yang "katanya" dalam hal baik, begitupula semoga hanya "katanya" dari hal yang berkonotasi tidak baik. Serta untuk generasi yang menolak panggilan sebagai " Generasi Micin " ku sarankan, tak perlulah terlalu dirisaukan, bangsa ini hanya perlu pembuktian cinta yang hendak kau berikan. Pun untuk manusia-manusia yang dalam teritorial hidupnya tidak merasa merdeka dari gundah, galau, sampai baper, ku sarankan, tak perlu menjadi manusia yang terlalu terbawa asa. Indonesia hanya ingin dicukupkan dari manusia yang perkasa dalam berkarya. Jadi, mari langitkan doa-doa dan nyanyikan Indonesia lagu merdeka. Sekali merdeka tetap merdeka!🎶 ** Merdeka!      Merd...

Selamat Hari Raya Idul Adha

Selamat Hari Raya Idul Adha, bagi yang menjalankan. Dan juga selamat berkurban. Ku harap Idul Adha kali ini dimaknai dengan benar keberadaannya. Yang ku maksud agar kurban yang sebenar-benarnya, yaitu kurban hewan, terserah mau apa sapi, kambing, kerbau atau teman-temannya yang lain asal jangan kurban perasaan. Sakit.

Roda Itu Berputar

Menyerah-pasrah-bangkit-semangat-lalu kembali menyerah.. Sedrama itulah hidup, Jika yang sering orang-orang katakan bahwa "roda itu berputar" memang benar. Hari ini mungkin hari bahagiamu dan esok bisa saja harimu paling sedih. Kita tak benar-benar tahu gambaran yang Tuhan tulis dalam hidup. Seperti kali ini, aku memilih berputus asa dari harap. Menyerahkan segalanya pada Tuhan, dan setelahnya aku malah termangu. Rasanya tak punya daya dan semangat untuk kembali bertekad. Sempat ku telaah lagi tentang sesuatu, ku pikir ikhtiarkulah yang belum ku maksimalkan. Namun, setelah mencari tahu sana sini, aku hanya mendapat jawaban penyemangat basa-basi. Kejam bukan, mengapa bisa ku pikir itu sebatas basa-basi semata? Ya.., karna kali ini aku tak benar-benar tahu dan tak bisa tahu mana seseorang yang hanya berbicara sekedar formalitas atau seseorang yang benar dalam hatinya ikut bersimpati dan bergejolak saat aku menyampaikan sesuatu. Aku tak benar-benar ta...

Kau Akan Merasai

Semakin bertumbuh kau akan merasai  perihal peduli yang mulai memudar, soal sikap yang belajar 'masa bodo'  atau barangkali perihal basa basi yang mulai berkurang. Kau akan merasai... Atau Bahkan tentang mood yang tak stabil

Semua yang Terlanjur Menyerah

Untukmu seorang siswa yang sedang berjuang memenangkan SBMmu, teruslah berjuang! Hidup tak akan pernah sudi menyambut manusia tanpa tekad. Untukmu seorang mahasiwa yang sedang dilanda kejenuhan deadline, kumohon, jangan kalah! Sebab hidup setelahnya tak akan mampu menerima manusia lemah. Untukmu seseorang yang sedang kebingungan mencari pekerjaan, teruslah ikhtiar! dan juga seimbangkan ambisimu dengan doa-doa yang kau langitkan. Untukmu seseorang yang sedang dilanda kegalauan perihal cinta, kumohon, jangan patah! Yakinlah, bahwa hidup selalu memberi indah setelah gundah. Untukmu seseorang yang sedang ditimpa dilema. Jangan terlalu terbawa asa yang fana! Dan untuk semua yang terlanjur menyerah, kumohon, bangkit! Sebab menyerah tak akan menjadikan dunia tak sekeras sebelumnya.

Selemah Itukah?

Untuk hati yang pernah patah, untuk jiwa yang mulai lelah, dan untuk segala daya yang telah memaksa menyerah. Ya, saat ini aku sedang dalam fasenya. Kau tahu apa dampaknya? Tempramental tak berkesudahan, sedih yang berlarut-larut, dan jika kamu wanita, tak ada hujan atau badai tiba-tiba melankolis yang berujung tangis. Ah sial . Selemah itukah aku?

Hari Perayaan

Harusnya hari ini menjadi hari perayaan. Namun ku rasa tidak. Sebab masih ada asa yang belum sampai pada makna dan jua ada harap yang belum menemui sikap. Aku tak berandai, tak bermimpi, tak menaruh asa sampai penuh, tak ingin terlalu menggubris. Aku begitu. Aku hanya ingin hari ini berjalan seperti sewajarnya, tanpa ucapan, tanpa sorotan, dan tanpa embel-embel yang merogoh otak apalagi kantong. Untuk seseorang yang telah melaluinya, hal ini tak patut memang dijadikan persoalan. Ah entahlah, Akupun bingung bagaimana cara otak ini bekerja. Ah aku baru saja teringat perihal semalam. Perihal murka yang belum usai dan jua kecewa yg belum terurai. Aku murka pada harapan "hari ini ingin berjalan seperti sewajarnya" adalah pupus berkat Raydin-ya Raydin, anggap saja begitu sebutan untuk abangku satu-satunya. Ia memberi hadiah terbaik tepat h-jam 6 Juli akan sampai. Hadiah itu adalah pemblokiran kartu keuangan Sumpah, hal ini adalah benar-benar hadiah terbaik...

Bagaimana?

Hai.. Aku ingin bertanya perihal asa, namun tak kuasa. Aku ingin kembali memastikan, namun tak pernah lagi berkesan. Aku ingin menanyakan soal rindu kemarin, soal hati yang katanya tak akan berpaling. Jadi bagaimana?

Perempuan Berkepala Dua

Hallo , apa kabar? Maaf perihal kemarin, aku tak menyapamu lebih dulu. Namun sengaja kali ini ku agendakan. Baiklah, Aku adalah seorang perempuan berkepala dua yang sedang menanti pengumuman yudisium atas sidangku 11 Juni lalu. Aku seorang putri tunggal dari ayah yang berasal dari Sunda dan ibu Sumatera. Sementara itu, dua anak lainnya dari pasutri tersebut ialah laki-laki. Mungkin singkatnya "aku 3 bersaudara" Hobiku.. Hobi? Aku ingin benar-benar tahu manusia dengan hobi yang konsisten atau barang kali manusia dengan hobi yang tak berubah sekali waktupun. Jadi, kupikir untuk sementara waktu ini hobiku adalah menghabiskan waktu diatas kasur, memencet-mencet layar handphone, dan sekali-kali keluar dari persembunyian jika ada teman yg mengiming-iminginku spot wisata baru. Sedang perihal cita-cita, aku tak punya rancangan yang bagus dan menjamin untuk itu. Jadi, kumohon, izinkan saja aku begini. Menulis sekehendakku dan semoga menghiburmu jikalau gundah, memberi se...

Manusia Bertopeng Ria

Sedihmu usahlah kau umbar, tak perlulah mengantri dalam deretan status di beranda orang lain, sebab ada saja manusia yang bertopeng ria mengendalikan asa agar dunia maya dan nyatanya tak perlu tahu soal sedihnya. Maka, kau harusnya belajar dari manusia tersebut..