Seberapa Luka yang Bisa Ku Terima

Jangankan dirumahmu, dirumahku saja sama sepinya.
Jika kasarnya ibu dan bapakku seorang penuntut, mereka pasti akan secara terang-terangan meminta seorang penghuni baru pada anak-anaknya.
Apalagi pada abangku, yang notabene sudah dapat dikatakan mampu untuk menjalin ikatan pernikahan.

Ah tapi aku tahu, pun aku bukan ingin mencibirmu.
Usia kita sama. Sama-sama sedang menjalani peranan sebagai manusia berkepala dua.
Namun sayangnya, usia hanya soal angka.
Yang terlihat darimu adalah beribu-ribu persembunyian luka.

Namun kumohon, opinimu jangan terlalu dibawa asa.
Aku baru memulainya, jangan membuat aku goyah dengan apa yang saat ini aku terima.

Sebab aku ingin tahu, seberapa luka yang bisa ku terima dan menjalaninya persis seperti yang telah kau jalani sebelumnya.
Sebelum akhirnya kau memilih memutarkan paradigma untuk kembali merangkai semua seperti semula.

Jadi kumohon, semangati saja orang-orang yang tengah berani mengambil langkah.

Comments

Popular posts from this blog

Ayah.

Pertalian

Untuk Diri serta Duplikatnya