Posts

Pertalian

Sudah lima bulan lalu cincin ini telah melingkar pada jari manis kanan saya. Lima bulan itu saya resmi menggandeng gelar sebagai seorang istri, tepatnya sejak 17 November 2024. Dua gram mas dan enam ribu bath adalah mahar saat itu. Barulah hari ini saya hendak menjabarkan detailnya, perasa seorang saya saat menghadapi pertalian. Semalaman saya tidur dengan nyenyak H-beberapa jam acara dimulai, nyeyak sekali, sampai akhirnya bangun saat beberapa menit lagi akan berkumandang adzan subuh. Tidak ada teman yang menemani sedari kemarin dan tidak ada perayaan bridal shower atau perayaan hari akhir melepas kelajangan. Hari yang ditentukan berjalan lancar sebab doa-doa dari yang tersayang. Keluarga, rekan, maupun teman-teman yang sengaja dilibatkan kehadirannya maupun tenaganya. Hanya saja ada satu kalimat pertanyaan yang mungkin hampir seratus kali saya layangkan pada lelaki disamping tempat duduk pelaminan itu.  "kita ngapain sih?!" dengan nada berseri, "kita ngapain sih?!...

Untuk Diri serta Duplikatnya

Tulisan ini saya tuju pada diri serta pada duplikatnya nanti saat menghadapi hari-hari sukar dimasa depan. Terbawa suasana dari menonton drama ' lovely runner ' dengan cerita seseorang melakukan time traveler dan bertujuan untuk memperbaiki masa lalu, yaitu menghindari kecelakaan yang mengakibatkan cacat, bahkan mencegah kematian seseorang. Cukup menarik bukan?! Namun hal baik itu sekedar karangan dari sutradaranya. Sebab faktanya, pada sesuatu yang telah menuai taburannya, dan pada sesuatu yang telah diterima konsekuensinya, adalah sebab akibat yang tak terpisahkan dan terelakkan dari perbuatan saat ini. Berandai sejenak jika saja saya mendapatkan kesempatan untuk ' time traveler ', jika mendapati pertanyaan "hal apa yang ingin saya ubah?!" dan dengan sumringah juga tegas saya menjawab "tidak!".  Biarkan segala sesuatu pada tempatnya, sebab saya menjalaninya dengan sadar. Begitupun dengan memilih untuk menikahi seseorang atau mungkin menjadi ibu...

Hallo 2024!

Hallo 2024! Lama ya tidak menulis dilaman ini.  Setelah kilas balik 2023 yang saya up lewat video singkat pada flatfrom Instagram dan TikTok ternyata saya masih perlu menulis. Ini dimaksudkan agar terperinci gambarannya.  Sebelum saya lanjutkan saya gambarkan terlebih dahulu tentang 2023 dengan satu kata " Wonderful  !". Setelah bertubi-tubi rasa bahagia dan kagum pada awal tahun hingga Juni menjelang dan Juli menyambut, akhirnya abu-abu ditimpakan pula berturut-turut. Sekitar bulan Agustus 2023 ayah divonis kanker prostat sekaligus batu ginjal. Disisi lain anak bungsunya sedang menjalani transisi pendidikan dari sekolah menengah atas ke tingkat perguruan tinggi, dan menantunya tengah mengandung cucu pertamanya. Bulan Agustus bukan hanya bulan terberat bagi pasien yaitu ayah, tapi juga terberat untuk semuanya termasuk Ibu. Ya, ini menjadi hal terberat bagi Ibu, sebab Ibu adalah manusia hebat yang menemani prosesnya dengan segala tuntutan pasien yang kadang menyebalkan. ...

Hoki Dikit Gak Ngaruh!

Sepertinya saat ini saya hendak marah kepada Tuhan. Mengapa dari sederet kisah yang saya nantikan kabar kebahagiaannya malah berujung dengan kecewa dan menyesal. Pemicu semuanya mungkin bermula dari bertemu orang-orang yang saya temui di konser dengan berbagai latar belakang kemarin. Pada titik ini saya sadar bahwa dalam lingkungan baru sekalipun kita tak akan serta merta terhindar dari perbandingan.  Setelah sepanjang hari bersama lelaki berusia 19 tahun dan lambat laun saya banyak mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait personal tentangnya, dimulailah peperangan atas hati dan logika saya. Beberapa fakta yang lelaki itu beberkan membuat saya tak menyangka awalnya, namun dari beberapa ceritanya, akhirnya saya mengerti mengapa lelaki tersebut se-"hoki" itu. Beberapa hari berlalu analisis-analisis cerita lelaki tersebut berjejalan dikepala.  Manusia pemikir seperti saya harusnya tidak terlalu butuh privasi untuk sendiri terlalu lama. Otaknya penuh dengan segelintir tanya bahka...

Kabar Gembira

Sabtu lalu saya mendapatkan kabar gembira tentang dirimu. Akhirnya kamu menambatkan hati padanya. Pada perempuan istimewa yang akhir-akhir ini saya lihat dari pembaharuan sosial mediamu.  Harusnya sedari awal kecewa bukanlah hak saya bukan? Pada pertemuan terakhir itu kita bahkan tidak mengiya pada sedikit rasa ketertarikan kita. Kamu menjelaskan dan saya yang hanya menggumam dan tidak mengamini. Cukup lelah rasanya untuk kembali menggenggam dirimu setelah hampir satu windu dan kita masih bukan siapa-siapa. Pada akhirnya hari-hari ini saya ucapkan "selamat menempuh hidup baru!" untukmu dan kekasihmu yang baru saja kau jemput itu. Tidak satu katapun kutukan pada hal bahagiamu itu, sebab akhirnya saya menyadari bahwa sedari awal tujuan doa-doa yang saya langitkan bukanlah dirimu. Kalideres, 20 September 2023

2023

Juni hampir berlalu dan status pandemi global maupun domestik sudah resmi dihapus. Resmi bahwasannya covid-19 tak lagi jadi sesuatu yang menakutkan. Namun entah mengapa 2023 ini rasa-rasanya malah semakin berat.  Tiba-tiba sakit kepala, tiba-tiba riuh isinya, tapi betapa sulit pula diurainya. Story sosial media diperlihatkan tanpa cacat padahal. Banyak kata "wah" dari mereka yang sudah lama tidak jumpa dan bersapa. Tapi saat kembali ke ruangan 3x2 dibawah langit Jakarta, ingin sebentar saja menaruh kepala tanpa angan didalamnya.  Ada banyak hal yang harus selesai di 2023 rasanya. Padahal saya tidak tahu hendak apa jika pun berlalu begitu saja. Tapi rasa-rasanya ini mendesak, semisal selesai dengan diri sendiri, selesai dengan ingin, bahkan selesai dengan cita. Kepala mau pecah saat ingin sekali mengkordinir penyelesaian secara bersama. Padahal diri sendiri pun tahu bahwasannya tak akan pernah selesai apapun dari diri sampai Tuhan menghendaki penyelesaiannya.  Manusia mema...

Bekal Makan Siang

Belakangan ini, setelah tak lagi menjalani hidup dibawah atap yang sama bersama kedua orang tua, saya cenderung lebih peka dalam mengkatagorikan makanan "enak" dan "tidak enak". Selama 21 tahun tak pernah terlewat barang satu haripun untuk mengonsumsi masakan ibu. Sarapan dengan masakannya, kotak bekal makan siang diisi makanan olahannya, dan makan malam tak pernah ayah membelikan sekedar lauk pauk diperjalanan pulangnya. Yang pada akhirnya, makan malam dengan masakan ibu adalah seharusnya. Meski setiap hari membawa kotak bekal makan siang berisi masakan yang dibuat ibu, namun lebih seringnya saya membukanya dengan rasa malas dan tidak terlihat excited . Sebab, sekalipun tak melihatnya sedari awal apa yang dimasukkannya, saya sudah bisa menebak hanya sekedar dengan mengurutkan hari. Senin umumnya nasi goreng, jika saya tak mengeluhkan soal menu sampai pada hari kamis, jumat masih saja nasi goreng didalamnya hanya saja warnanya yang berbeda, bisa jadi warna pucat pas...