Perasa
Setelah tulisan malam lalu menemukan kata terakhirnya, saya mendapat telepon dari nomor yang tidak asing. Dari seorang teman yang sering saya hubungi selama beberapa tahun ini.
Sebelumnya saya mengirim pesan WhatsApp berupa pemberitahuan bahwa saya ingin meneleponnya. Ada sesuatu yang ingin saya ceritakan. Tentang bagaimana hari lalu telah merenggut sisa kebahagiaan dipenghujung sore. Tentang sesuatu yang telah menyentuh sentimen saya hari itu. Tentang betapa tidak bersemangat saya menanti akhir pekan ini.
Setelah kata-kata sapaan saut menyaut dari keduanya. Mengalirlah tanya yang mengawali drama malam kali itu. "Bagaimana harimu hari ini?" Katanya diujung telpon sana mengawali sesi percakapan panjang. Hendak saya sampaikan apa yang menjadi sekelumit dilema malam itu padanya. Namun terhenti saat nada suaranya melemah seiring berlalu pertanyaannya. Gelagatnya saya tangkap sebagai pertanda ada yang tidak beres pada harinya juga.
Pelan-pelan saya kembali melempar tanya padanya "ada apa?". Sampai akhirnya, Ia mengalir menumpahkan segala sesuatu yang membuat harinya berat. Ia menceritakan kronologis kejadian saat Ia dimarahi atasannya. Lebih tepatnya dimaki habis-habisan oleh atasannya. Kata atasannya, perusahaannya mengalami kerugian karena mempekerjakannya, bahkan Ia tidak terlalu bersyukur atas apa yang telah diberikan perusahaan padanya. Bahkan, seolah hari demi hari yang Ia korbankan dengan hanya dua kali libur dalam sebulan adalah sesuatu biasa. Hingga yang saya tangkap dari sisi dirinya, atasannya tak peduli pada segala sesuatu yang Ia kerjakan sendiri tanpa satupun rekan yang mendampingi.
Setelah Ia menggebu mengemukakan segalanya, tiba-tiba saya menangis sebagai tanggapannya. Seperti seseorang yang paling mengerti bagaimana makian itu menyakitinya saya semakin tersedu. Sepatah dua patah kata yang terlontar dari mulut saya terbata-bata tak jelas sebagai simpati atas harinya tersebut. Pada akhirnya, saya ikut terbawa suasana untuk membeberkan bahwa hari inipun saya sedang tidak baik-baik saja.
Jika seperasa itu saya menanggapi cerita seseorang, kau tahu bukan bagaimana itu bekerja saat terjadi hal yang tidak sesuai pada saya.
Kalideres, 24 Februari 2022
Comments
Post a Comment