Hari Ketiga Isoman

Hari ketiga Isolasi mandiri.
Semalem, setelah menyelesaikan menulis, saya mencoba untuk tidur dengan cepat. Namun hasilnya lagi-lagi menyebalkan. Sakit disekeliling kepala yang saya ceritakan kemarin masih saja berlangsung sampai pagi tadi. Sakit kepala itu menimbulkan dilema yang membuat hampir frustasi. Menggulingkan badan kekanan dan kekiri masih saja terasa. Memiringkan posii kepala masih saja sakit, diluruskan kembali masih saja nyeri, sampai untuk beberapa jam masih terjaga saya memutuskan untuk tidur tidak memakai bantal kepala. Alhasil, untuk hal tersebut cukup efektif untuk mengurangi rasa ngilu yang terasa.

Dihari ketiga ini saya mengawali hari dengan perasa bahwa ada yang perlu saya rubah dari diri saya agar hari ini tak kembali menjadi menyebalkan. 
Saya berusaha untuk tidak kembali tertidur setelah sembayang subuh. Namun gagal. Sembari mendengarkan suara lembut ceramah Ust. Hasan dari handphone, saya kembali terlelap. Herannya untuk pagi ini saya tidak perlu bersusah payah untuk terlelap. Hingga akhirnya pukul 09:00 membawa kembali saya pada kenyataan bahwa masih banyak pekerjaan yang menuntut diselesaikan.

Padahal kemarin saya sudah mengeluh tentang seseorang yang sakit seharusnya tidak boleh bekerja. Namun, untuk hari ini saya malah bekerja sampai pukul 20:00. Menggelikan bukan?
WhatsApp saya berfungsi dengan baik pada saat pagi sampai sore tadi. Ya, belum ada lagi manusia yang benar-benar menanyakan kabar. Isi pesan yang masuk dalam hitungan jam hari ini semuanya hanya sebatas membahas pekerjaan, pekerjaan, pekerjaan. Bahkan lucunya, rekan kerja saya yang menjadi manusia satu-satunya yang mengetuk pintu hari ini Ia hanya menyapa untuk sekedar membawakan beberapa dokumen pekerjaan yang harus segera saya selesaikan. Miris bukan. Telah menjadi tanya tanya besar saya sedari kemarin adalah "Ini isolasi mandiri apa wfh?".

Setelah detik-detik mematikan laptop dengan server yang terhubung pada PC kantor, saya malah menangis. Sebab sudah tidak lagi tahu bagaimana mengekspresikan perasa untuk beberapa hari ini.

Kalideres, 16 Februari 2022

Comments

Popular posts from this blog

Ayah.

Pertalian

Untuk Diri serta Duplikatnya