Omicron

Setelah libur Imlek sehari lalu, hari ini rasanya males sekali menjalani rutinitas. Entah karena memang ingin segera kembali berlibur atau sekedar alasan magnet bernama malas yang semakin melonjak. Entahlah.

Beberapa hari ini aktivitas saya masih seperti biasa, bekerja, membereskan skripsi, dan jika luang melanjutkan film yang tertunda. Namun beberapa hari ini serasa gaduh, pandemi yang selama dua tahun terakhir ini telah menyiksa rasa-rasanya kembali unjuk tenaga. Varian baru yang dinamai Omicron tengah naik tahta. Namanya telah beredar dimana-mana. Tak terkecuali di lini sosial media, saluran tv kabel, bahkan surat kabar nasional. Omicron, Omicron, Omicron.

Bahkan saat ini Indonesia kembali mengetatkan ppkm menjadi level dua. Beberapa pasar tradisional juga kuliner jalanan telah ditutup untuk satu pekan kedepan, khususnya daerah ibu kota. Prokes yang sudah mulai kendor bahkan kembali ditindaklanjut. Belum ada kepastian dari pemerintah untuk pembatasan kembali tempat-tempat umum, sekolah, kantor, transfortasi umum, atau wisata. Namun, grafik kenaikan yang terserang Omicron masih saja melaju naik dan angka penyebarannya terlalu gila untuk terus diikuti. 

Seperti di kantor saya contohnya, tiba-tiba Senin lalu diadakan kembali swab masal dari seluruh departemen. Hasilnya ditemukan sekitar enam sampai tujuh orang dengan hasil positif terjangkit Corona. Hal ini kembali menyebabkan pimpinan menerapkan prokes yang begitu ketat. Kita mungkin telah berhasil berdamai dengan corona-19, tapi kenyataannya kita tak pernah tahu Corona akan melahirkan marabahaya apa lagi untuk kita. 

Untuk itu, untuk kita manusia yang telah lelah dengannya tetap jangan pernah lengah apalagi memberi celah. Tetap hidup sehat dan patuhi protokol kesehatan. God bless u if u are believe.

Kalideres, 02 Februari 2022

Comments

Popular posts from this blog

Ayah.

Pertalian

Untuk Diri serta Duplikatnya