Perasa
Setelah tulisan malam lalu menemukan kata terakhirnya, saya mendapat telepon dari nomor yang tidak asing. Dari seorang teman yang sering saya hubungi selama beberapa tahun ini. Sebelumnya saya mengirim pesan WhatsApp berupa pemberitahuan bahwa saya ingin meneleponnya. Ada sesuatu yang ingin saya ceritakan. Tentang bagaimana hari lalu telah merenggut sisa kebahagiaan dipenghujung sore. Tentang sesuatu yang telah menyentuh sentimen saya hari itu. Tentang betapa tidak bersemangat saya menanti akhir pekan ini. Setelah kata-kata sapaan saut menyaut dari keduanya. Mengalirlah tanya yang mengawali drama malam kali itu. "Bagaimana harimu hari ini?" Katanya diujung telpon sana mengawali sesi percakapan panjang. Hendak saya sampaikan apa yang menjadi sekelumit dilema malam itu padanya. Namun terhenti saat nada suaranya melemah seiring berlalu pertanyaannya. Gelagatnya saya tangkap sebagai pertanda ada yang tidak beres pada harinya juga. Pelan-pelan saya kembali melempar tanya padanya ...