Posts

Showing posts from February, 2022

Perasa

Setelah tulisan malam lalu menemukan kata terakhirnya, saya mendapat telepon dari nomor yang tidak asing. Dari seorang teman yang sering saya hubungi selama beberapa tahun ini. Sebelumnya saya mengirim pesan WhatsApp berupa pemberitahuan bahwa saya ingin meneleponnya. Ada sesuatu yang ingin saya ceritakan. Tentang bagaimana hari lalu telah merenggut sisa kebahagiaan dipenghujung sore. Tentang sesuatu yang telah menyentuh sentimen saya hari itu. Tentang betapa tidak bersemangat saya menanti akhir pekan ini. Setelah kata-kata sapaan saut menyaut dari keduanya. Mengalirlah tanya yang mengawali drama malam kali itu. "Bagaimana harimu hari ini?" Katanya diujung telpon sana mengawali sesi percakapan panjang. Hendak saya sampaikan apa yang menjadi sekelumit dilema malam itu padanya. Namun terhenti saat nada suaranya melemah seiring berlalu pertanyaannya. Gelagatnya saya tangkap sebagai pertanda ada yang tidak beres pada harinya juga. Pelan-pelan saya kembali melempar tanya padanya ...

Hari keenam Isoman

Hari keenam isoman. Hari ini ditutup dengan satu kata yang meringankan banyak gejala, kata itu adalah selesai. Ehh.. bukan tentang isolasi mandiri, tapi tentang babak pekerjaan yang sudah mulai menemukan akhir.  Ya, meski menyebalkan harus menyita akhir pekan, tapi tak apalah. Babak belur diawal jauh lebih baik daripada nanti kesusahan pada akhirnya. Dan berkoban untuk suatu kewajiban, memang bukan perkara mau atau tidak, tapi seharusnya bukan? Untuk perkembangan masa isolasi kali ini, saya merasa jauh lebih baik. Gejala pada awal dimulainya ini sudah tidak lagi begitu mengganggu tidur saya. Meskipun lagi-lagi sakit kepala masih saja dirasa, namun sudah makin bisa ditoleransi. Dengan tanda-tanda ini saya memutuskan untuk tak lagi menyebutkan bahwa esok adalah hari ketujuh masa isolasi. Tak apa bukan saya begitu percaya diri dengannya? Sebab Tuhan saja bilang bahwa "Aku (Tuhan) tergantung pada prasangka hamba-Nya". Jadi, dengan dalih tersebut bukankah tak apa saya berprasangka...

Hari kelima Isoman

Hari kelima isolasi mandiri. Ohiya saya hampir lupa meminum obat. Ini hampir tengah malam, saya masih terjaga dengan mata yang mulai terkantuk-kantuk. Dan hari ini masih sama, melewatkan matahari karena pekerjaan. Apa itu berjemur, omg! Belakangan ini memang sedikit padat dari biasanya. Hal ini dikarenakan adanya pergantian dari sistem lama ke sistem baru. Kalimat yang tepat untuk menggambarkan hal ini bukanlah banyak pekerjaan, tetapi sama seperti kali pertama berpindah rumah. Kita pasti sibuk mengeluarkan semua barang-barang penting dari rumah lama untuk dimasukkan pada rumah baru. Ya begitulah kiranya yang sedang saya dan tim alami bulan ini. Masih banyak hal yang perlu diperhatikan bahkan diteliti hingga detailnya sampai akhirnya rumah baru itu benar-benar dapat ditinggali. Tentang keluhan di hari kelima ini, sukurnya sudah tidak banyak. Suhu badan yang awalnya saya kira tidak demam, hari ini ternyata benar-benar sudah biasa. Nyeri sendi dan ngilu pada sekujur badan pun sudah mulai...

Hari keempat Isoman

 Hari keempat isolasi mandiri.  Lagi-lagi tidak banyak yang saya lakukan untuk sekedar berolahraga. Hari ini saya melewatkan berjemur. Bahkan sepertinya tidak ada waktu untuk berlama-lama mandi. Raganya dikamar indekos, aktivitas dan pikirannya tetap pada pekerjaan. Dan ini jauh memakan waktu dari sekedar yang bekerja di kantor. Sebab lagi-lagi hari ini saya baru mematikan laptop sekitar pukul 20:00. Ohiya, gejala yang masih saya rasakan sampai detik ini adalah dibagian kepala. Masih saja terasa seperti seseorang memberi tekanan, mungkin beberapa manusia bukan hanya seorang. Hiperbolanya begitu. Semoga lekas pulih yak diri. Yakini terus bahwa akan banyak hal baik setelah ini. Kalideres, 17 Februari 2022

Hari Ketiga Isoman

Hari ketiga Isolasi mandiri. Semalem, setelah menyelesaikan menulis, saya mencoba untuk tidur dengan cepat. Namun hasilnya lagi-lagi menyebalkan. Sakit disekeliling kepala yang saya ceritakan kemarin masih saja berlangsung sampai pagi tadi. Sakit kepala itu menimbulkan dilema yang membuat hampir frustasi. Menggulingkan badan kekanan dan kekiri masih saja terasa. Memiringkan posii kepala masih saja sakit, diluruskan kembali masih saja nyeri, sampai untuk beberapa jam masih terjaga saya memutuskan untuk tidur tidak memakai bantal kepala. Alhasil, untuk hal tersebut cukup efektif untuk mengurangi rasa ngilu yang terasa. Dihari ketiga ini saya mengawali hari dengan perasa bahwa ada yang perlu saya rubah dari diri saya agar hari ini tak kembali menjadi menyebalkan.  Saya berusaha untuk tidak kembali tertidur setelah sembayang subuh. Namun gagal. Sembari mendengarkan suara lembut ceramah Ust. Hasan dari handphone, saya kembali terlelap. Herannya untuk pagi ini saya tidak perlu bersusah p...

Hari kedua Isoman

Hari kedua Isolasi mandiri. Satu kata yang terlintas untuk menggambarkan hari ini, yaitu menyebalkan! Saya memang bosan hanya berleha-leha diatas kasur tanpa pekerjaan yang berarti, namun pada akhirnya saya menyesal telah mendumalkannya. Isolasi saya kali ini hanya sebatas memindahkan tempat kerja saja ternyata. Tidak ada satu peregangan yang saya lakukan untuk hari ini agar membuat garis dua alat tes covid mengurangi diri. Seharian ini saya mendapati diri hanya diatas kasur bersama dengan laptop yang terhubung dengan server kantor.  Awalnya saya kira tak masalah, agar saya tidak terpikirkan sesuatu yang macam-macam dengan ini. Namun ternyata memang benar, seseorang yang sedang sakit seharusnya memang tidak boleh melakukan pekerjaan. Apalagi pekerjaan yang dapat  memberatkan pikiran. Harusnya Ia hanya sibuk dengan urusan atau cara bagaimana mengembalikan metabolisme tubuhnya dengan cepat, apalagi bagi mereka yang katanya terserang virus.  Setelah memaksa ingin menuntaskan...

Isoman

Pagi sebelum berangkat ke kantor saya melakukan aktivitas yang tidak biasanya. Saya membereskan kekacauan yang saya lakukan pada sabtu Minggu. Ini benar-benar tidak seperti biasa. Yang lebih anehnya, saya mengerjakan pekerjaan rumah dengan pertanyaan yang terus berpendar di kepala. "Saya mau kemana? Saya kenapa?" Lontaran pertanyaan itu terlintas lantaran biasanya saya membereskan rumah saat hendak ada niatan untuk pergi beberapa hari. Namun ini, hanya hendak bergegas untuk ke kantor tanpa terpikir tempat lain yang ingin saya kunjungi. Dan sepanjang mengunci pintu sampai duduk diruang kantor rasanya ada sesuatu yang membuat hati saya tidak nyaman. Perasaan sedih yang lagi-lagi mengundang tanya "kenapa? Ada apa?" Setelah beberapa jam berlalu dan beberapa pekerjaan sudah mulai selesai, seperti Senin biasanya kantor mengadakan swab antigen masal untuk semua orang. Dan tidak lama setelah itu, akhirnya saya tahu betul tentang jawaban perasaan tak biasa sepanjang pagi. Ya...

Besok Senin

Ini hari libur, tapi seharian ini saya masih tetap belum bisa menikmati kasur dengan benar. Walaupun libur ini benar-benar hanya didalam kamar indekos saja. Rasa-rasanya saya belum sekalipun menggerakkan tangan saya untuk sekedar membuka pintu kamar. Arghh entah karna terlalu lelah atau karena terlalu malas. Tapi kenyataannya begitu. Saya belum sekalipun membuka pintu hari ini. Dan terjadilah kembali, waktu begitu cepat berlalu rasanya. Besok sudah kembali Senin. Oya besok harus kembali melalukan sesi swab antigen, lagi-lagi. Namun, semoga sehat-sehat selalu yak, terlepas apapun varian baru mengenai virus covid ini, tetap sebarkan hal positif dengan pengecualian tes covidmu haruslah negatif.  Kalideres, 13 Feb 2022

Omicron

Setelah libur Imlek sehari lalu, hari ini rasanya males sekali menjalani rutinitas. Entah karena memang ingin segera kembali berlibur atau sekedar alasan magnet bernama malas yang semakin melonjak. Entahlah. Beberapa hari ini aktivitas saya masih seperti biasa, bekerja, membereskan skripsi, dan jika luang melanjutkan film yang tertunda. Namun beberapa hari ini serasa gaduh, pandemi yang selama dua tahun terakhir ini telah menyiksa rasa-rasanya kembali unjuk tenaga. Varian baru yang dinamai Omicron tengah naik tahta. Namanya telah beredar dimana-mana. Tak terkecuali di lini sosial media, saluran tv kabel, bahkan surat kabar nasional. Omicron, Omicron, Omicron. Bahkan saat ini Indonesia kembali mengetatkan ppkm menjadi level dua. Beberapa pasar tradisional juga kuliner jalanan telah ditutup untuk satu pekan kedepan, khususnya daerah ibu kota. Prokes yang sudah mulai kendor bahkan kembali ditindaklanjut. Belum ada kepastian dari pemerintah untuk pembatasan kembali tempat-tempat umum, seko...