Seorang Lelaki
Hari ini sengaja untuk menulis dijam-jam segini. Ini adalah jumat terlapang saya setelah minggu-minggu lalu, namun masih seperti biasa dengan segala list pekerjaan yang sudah mulai tidak menumpuk.
Malam ini akan ada satu pekerjaan yang sepertinya akan membuat saya begadang atau mungkin bahkan tak tidur hingga pagi. Tapi tak apa, karna ini adalah awal permulaan kabar baik selanjutnya. Semoga, dan selalu saya doakan agar Tuhan mau mempercepat prosesnya. Ya, semoga.
Setelah banyak drama melankolis yang membuat menye-menye dan menyebabkan beberepa kali kejatuhan air mata, akhirnya ini berbuah baik. Namun permasalahannya kali ini adalah saya ingin sekali mengabarkan hari baik ini kepada seseorang disana. Seseorang yang kurang lebih telah ada selama tujuh taun terakhir dalam hidup saya. Dia adalah seorang lelaki. Seorang laki-laki yang tak pernah serius mengurusi dirinya sendiri. Seorang lelaki yang teramat sibuk membahagiakan keluarganya. Seorang lelaki yang tak pernah sampai hati untuk sekedar meminta tolong. Seorang lelaki dengan perasaan tak leluasa untuk menolak permintaan orang lain. Seorang lelaki yang ditekan untuk bisa dalam pekerjaannya. Seorang lelaki yang tengah dituntut menyegerakan mempersunting belahan jiwanya. Dan akhirnya sedang menjadi seorang lelaki yang sedang dibingungkan oleh pujaan hatinya.
Miris yak!
Tapi tak apalah, untuk saran percintaannya tak akan saya gubris saat ini. Kali ini saya hanya ingin mengumumkan jikalau seorang lelaki tersebut membaca ini
"Hei, keluh yang selama dua bulan terakhir telah jelas arahnya, doakan selalu yak!".
I always grateful for you.
Kalideres, 21 Jan 2022 . 16:00 WIB
Comments
Post a Comment