Mimpi
Pada tulisan sebelumnya yang menyinggung tentang seorang lelaki yang telah hampir delapan tahun bersama, kemarin malam lelaki tersebut menelpon saya. Tidak seperti biasanya. Bahkan saya masih tak percaya sampai beberapa menit percakapan bergulir. "Tumben" gumam saya padanya saat kemarin.
Tak kepalang penasaran dengan tujuan yang Ia maksud. Beberapa kali saya menanyakan tentang hendak kemanakah percakapan ini berlabuh. Hingga rasa penasaran saya terus membuncah dan saya terus mendesaknya, Ia akhirnya mengatakan sesuatu. Maksud dan tujuan selain menanyakan kabar adalah ia bercerita bahwa ia akan bepergian pada waktu dekat ini.
Kau tahu bukan kawan, yang paling menyebalkan dalam bermimpi adalah mimpi tersebut direalisasikan oleh orang lain. Sebelum pada inti pembahasan yang dikemukakan lelaki tersebut saya ingin mendeskripsikan maksud dari kalimat itu.
Saya memimpikan ingin sekali berkunjung pada beberapa tempat yang saat SMA lalu hanya sebatas saya baca dari novel. Tempat tersebut telah menjadi rahasia umum bahwa keindahan ciptaan-Nya dua kali lipat. Selain itu tempat tersebut adalah surga bagi manusia pemburu laut cantik. Namun bukan hanya itu tapi juga bersih, pun juga masih belum terjamah tangan manusia. Ya, kau pun tahu inti perkataannya bermakna apa. Ia, lelaki tersebut mengungkapkan bahwa ia akan pergi ke salah satu tempat yang paling saya impikan tersebut. Tak luput ia menyertai permintaan maafnya atas kelancangannya tersebut. Lancang karna ia akan mewujudkan impian saya tapi tanpa melibatkan saya didalamnya.
Lucu sekali yak manusia satu ini. Saya memang merasa menggebu saat mendengar ia akan mewujudkan mimpi saya. Namun bukan berarti saya harus menghentikan langkahnya bukan? Bahkan manusia-manusia lain yang akan mengunjungi tempat tersebut, bukannya hal itu adalah kehendaknya kan? Jadi, kemana pun langkahmu pergi, kemana pun kamu berlabuh, dan dimana pun kamu menetap, jangan beratkan langkahmu karena saya. Untuk sesuatu dari ceritanya saya yang akan kamu wujudkan tak usahlah memohonkan permintaan maaf. Sebab impian adalah hak segala bangsa, begitu juga dengan mewujudkannya, bahkan tak terbatas pada mimpi siapa yang hendak di indahkan.
Kalideres, 28 Jan 2022
Comments
Post a Comment