Sebentar

 Penutup hari ini cukup menyebalkan, listrik di lingkungan indekos saya mati. Alhasil, malam dengan kegelapan yang nyata. Lebih sialnya, tak ada kipas portabel untuk sekedar meniup sehelai rambut pun. Ibu kota lebih terasa kejamnya saat seperti ini.


Ohiya, bukan itu yang hendak saya tulis kali ini. Saya ingin menyinggung sentimental apa yang hendak berpendar di ruang kecil kepala ini. Beberapa Minggu ini terlalu banyak bug yang diterima diluar kendali diri yang sangat menyudutkan.

Akarnya mungkin ini tentang permintaan seseorang yang paling mencintai saya.

Dia menyarankan saya untuk melakukan sesuatu yang saya telah menyerah didalamnya.

Yang ambisi saya tak lagi menggubrisnya.

Saya masih belum menentukan sikap atas apa yang dikehendakinya tersebut karena saya masih berada pada ambang antara paham dan tidak dengan maksudnya.

Namun, mungkinkah ada baiknya saya melakukan sarannya? 

Jawabannya pasti begitu, coba saja dulu.

Tapi baiklah, namun ijinkan saya beristirahat, sebentar saja. Agar siap yang disajikan tak lagi akan patah pada pertengahan jalannya.


Kalideres, 19 Jan 22

Comments

Popular posts from this blog

Ayah.

Pertalian

Untuk Diri serta Duplikatnya