Posts

Diskusi Pendewasaan Diri

Pada akhirnya dewasa dipelajari, pemahaman ditumbuhkan, dan ikhlas ditanamkan. Terima kasih untuk penyelesaian tanpa pertikaian, untuk segala yang tumbuh namun tak lantas ditumbangkan, untuk patah yang berbeda sudut pandang. Terima kasih untuk turut andil dalam diskusi pendewasaan diri. Tujuannya bukan menjarak, hanya untuk menjeda agar semestinya tumbuh tak lagi mudarat. Walau setelahnya belum tentu melebur dengan delusi yang telah diatur, namun sepatutnya doa-doa tak boleh luntur. Walau banyak tapi-tapi yang ditakut, namun semoga tak menghilangkan indahnya dari sesuatu yang dimaksud. Kalideres, 3 Juni 2020

Terima Kasih..

Semesta tak lagi sama Aku tak lagi diterimanya dengan lapang dada Jelmaanku hanya sekelumit penghibur saat dunianya tak ada Aku bak peserta kompetisi tanpa prestasi apa-apa dimatanya Aku ragu, lalu nekat, namun tercekat Aku menunggu, lalu berdamai, namun tak lagi tentram Aku khawatir, lalu bertanya-tanya, namun tak lagi mendapat jawab Terima kasih telah meredupkan harap Terima kasih telah menyemangati walau sebatas kemarin hari Terima kasih atas cemas yang tak lagi ditumbuhkan dengan deras Terima kasih atas tawa yang telah dibagi meski sebatas basa-basi Terima kasih..

Asing.

Gema takbir mendayu-dayu dari surau ke surau, macam-macam suara tabuhan beduk mengiringi.  Namun hari raya ini amat asing, Ma!  Aku-kamu terkungkung batas yang tak boleh dilintas Aku-kamu pada negri antahberantah, menjamu yang tak akan bertamu Hari raya ini amat berbeda, Ma!  Namun, meski berjarak semoga tak akan hilang setitikpun hidmat atas permintaan maaf Begitupun semoga tak akan berkurang sukur kita atas segala nikmat Dan semoga pandemik ini berakhir dengan cepat Agar aku-kamu-kita kembali meraih kemenangan dengan selamat. Minal Aidhin Walfaidzin Mohon Maaf Lahir & Batin Yusliani as & keluarga

B sampai D

Aku mendapat banyak pelajaran hari ini, pelajaran hidup dan pelajaran menghadapi hidup.  Pelajaran dari seorang kawan lama yang tak lagi berkabar, nyatanya pertemuan kami amat manis. Ditengah-tengah hangatnya Ramadhan yang sudah menemui akhir, kami berbincang tentang perkara mengenai B sampai D. Ya, cukup B sampai D saja. Dari Birth-Choose-Death . Dari banyaknya huruf-huruf alphabet yang sering kita eja, hidup manusia hanya sebatas digambari dengan tiga huruf saja.  B untuk fase manusia saat dilahirkan,  C fase saat manusia membuat pilihan,  dan D adalah akhir perjalanan dunianya. Sampai sini aku sadar, apa yang perlu dibanggakan dari hidup sesingkat B sampai D? Apa yang perlu kami –sebagai hamba-Nya—agung-agungkan? Bahkan untuk fase D yang akan kita lewati, apa yang telah dipersiapkan?

AKU MENGHARDIKMU!

Belakangan ini aku mendumalkan seseorang yang mangkir dari kewajibannya. Sekilas, jika dipikirkan ini adalah hal sepele untuk sebagian orang-orang tertentu. Termasuk aku, tapi sebelum kurun waktu sabarku mulai terkikis. Jadi, minggu kemarin aku menagihmu perihal janji yang kau buat sendiri dua hari sebelumnya. Namun tak ku sangka responmu tak mengenakkan, seolah-olah aku menghardikmu atas apa yang tak kau tahu. Sampai kau beberkan segala sesuatu yang tengah kau rasakan yang seakan aku terlalu kejam untuk hanya sekedar menanyakan janji itu. Hingga perlahan aku mulai membaca situasi, bahwa manusia-manusia yang mengasihani diri adalah manusia yang mampu bertanggung jawab atas hak-hak orang lain tanpa cemas berlebih dengan situasinya sendiri. Kalideres, 07 Mei 2020 @yusliani_as

"Halo" sapamu #2

Akhir-akhir ini ada beberapa hal yang membuatku mencondongkan asa pada setiap ulahmu, pesan singkatmu, bahkan kabar sosial mediamu. Tiga hari berturut-turut lebih dari cukup untuk kamu menarik perhatian dari asaku. Tiga hari berturut-turut telah lebih dari sekedar gila aku dibuatmu. Tahun lalu, aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir yang sedang sibuk dilanda kegamangan perihal judul, pendahuluan, tinjauan pustaka, isi, kesimpulan serta kawanannya dari penyusunan tugas akhir. Ditengah hiruk pikuk penyusunan yang berujung dengan revisi-revisi lagi, Ku taksir mungkin satu bulan sebelum akhirnya sidang, kamu menanyai kabarku lewat pesan whatsapp. Aku lupa pendahuluannya bagaimana, yang ku tahu, setelahnya malah berlanjut pada tiga hari berturut-turut yang ku jabarkan sebelumnya. Setelah hanya sekedar basa-basi menanyai kabar, berhari-hari kemudian kamu akhirnya mulai memberanikan diri untuk berbicara denganku via panggilan whatsapp, tentunya dengan meminta izin terlebih ...

Kau dengarlah! #1

Bukan karyamu yang ku dengar berulang-ulang, namun lagu yang kau suka pada masa awal debutnya yang berulang kali ku dengar.  Aku ini manusia yang dalam gegap gempita adalah terpenjara dalam gua. Jadi, aku sama sekali tak tahu dengan karya luar biasa itu, kau sebagai manusia yang tidak ketinggalan zaman pada dunia permusikan memberitahukan aku. "Kau dengarlah!" perintahmu begitu Sambil menatap layar gadget yang didalamnya ada dirimu dengan seksama, aku diam-diam tenggelam dalam alunannya. Itulah awal mulanya!  Awal mula aku terlalu percaya diri bahwa engkau menaruh hati. Awal mula aku meyakini mulai terjerat dalam asa yang harapnya kuamin i.