Sebatas Dengar Tak Mampu Menyekat Pandang


 

Baru selang seminggu kudapati kata-katamu yang tak sempat ku dengar penuh.

Cernaanku tentang apa-apa yang berujung kubaca via pesan whatsapp, lambat laun menarik gundah.

Rasa-rasanya kita perlu jeda.

Namun, pada perkara penyampaian yang ku anggap guyon, kamu amat bisa mengembangkan rasa tidak nyaman. Padahal wujudmu sama sekali tak mengikuti.

Pikirku berpendar kemana-mana, mengagungkan jawab yang berujung sia-sia.

Semakin diterka, semakin mati asa yang ada.

Dibiasakan untuk pura-pura lupa, bersalah malah makin membuncah.

Barang kali kemarin itu aku dibenarkan oleh situasi, maka tanpa dosa menggeleng dengan iya.

Yang tak habis pikir, paradigmamu selalu kutuntun pada dia yang dituju.

Namun kali ini ku tahu, sebatas dengar tak mampu menyekat pandang.

Memang, kita tak bisa memilih untuk jatuh cinta pada siapa, tapi pengharapan yang amat sangat, semoga dirimu menemukan dia yang sama-sama tertambat.

Comments

  1. Hei, aku suka blognya, tetap menulis ya, sepertinya kamu bertambah satu pembaca setia. Terima kasih sudah menginspirasi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih banyak ka atas kesediaannya untuk menjadi pembaca tulisannya ({})

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ayah.

Pertalian

Untuk Diri serta Duplikatnya