Ritme
Akhirnya sewindu. Namun, pada beberapa bagian timbul dan lagi-lagi tenggelam.
Berjejal tanya tak ada usai.
Jengah! Namun kain terlanjur dirajut.
Apakah benar tak melulu suka adalah ritme?
Melulu duka bukankah neraka?
Ritme hidup, katanya.
Sia-sia sajalah. Tentang seolah-olah seimbang tak lagi dapat diperkarakan.
Perihal berbincang tak benar arah tak lagi jadi soal.
Perkara luwes tata dan basa lagi-lagi abai.
Nampak perihal satu "niat memberi" jadi perkara dan perihal yang semakin dipersoalkan.
Akankah laut dibuatkannya dalam rumah?
Atau ikan mati dalam keadaan bertumpuk niat yang tak pernah terjadi?
Jika jawab-Mu baik prangsaka dengannya, ikhlas saya haturkan.
Jika tidak, penuhi hati keduanya dari selapang-lapangnya pelajaran dan sabar.
Kalideres, 17 Juli 2022
Comments
Post a Comment