Gila
Saya pikir, saya telah begitu ikhlas dengan ritmenya.
Menghadirkan tawa hambar sepanjang pantulan kaca.
Memaklumi diri dengan kata "tidak apa-apa!"
Menjejalkan lebih banyak kosa kata agar berbesar hati menerimanya.
Berulang dan ulang. Dua sampai tiga hari kemudian.
Makan tertawa, menjelang tidur delusi, saat bangun menangis. Semenit setelahnya, gila.
Kemudian seperti biasa, waktu cepat berlalu terlintas dalam benak hamba yang mulai mati rasa.
Comments
Post a Comment