Bahagia yang Tidak Sepadan

Beberapa hal kadang punya porsi tidak adil bagi kamu. Amarah, kesal, luka, sulit, rumit, atau bahkan bahagia yang tidak sepadan. Kadang beribu-ribu proses putus asa didalamnya tak kunjung membuat dirimu memperoleh seharusnya. Ujungnya kamu membanding, menguji validitas atas asumsi tak berdasar, mencari teman untuk menguatkan iya yang kamu tanam. Padahal, suara-suara itu tak mewakilkan stigma salah atau benar dari kebanyakan.

Setelahnya kamu bergejolak dengan dirimu lainnya. Menyebut-nyebut ini adalah benar, namun sedetik kemudian ini adalah perkara salah. Untuk waktu cukup lama kamu menjabarkan perasa begitu sembrono. Beberan kamu benar! Namun kamu lupa bahwa perasa tak akan serta merta bisa direka. Kamu lupa perasa yang menghantarmu pada tangis tak berujung karna sakit bukan dari fisikmu. Kamu lupa sakit yang kamu tanggung bertaun-taun akibat perasamu tersentuh tanpa perasa. Kamu lupa mengambil hikmah atas apa yang menimpa. Kamu terlalu logis untuk seseorang yang pernah mengalaminya. Dalam kondisi ini, kamu butuh rasa yang lebih untuk tahu bagaimana menumbuhkan kembali iba tanpa menghakimi alasannya.

Comments

Popular posts from this blog

Ayah.

Pertalian

Untuk Diri serta Duplikatnya