Posts

Showing posts from October, 2019

Seberapa Luka yang Bisa Ku Terima

Jangankan dirumahmu, dirumahku saja sama sepinya. Jika kasarnya ibu dan bapakku seorang penuntut, mereka pasti akan secara terang-terangan meminta seorang penghuni baru pada anak-anaknya. Apalagi pada abangku, yang notabene sudah dapat dikatakan mampu untuk menjalin ikatan pernikahan. Ah tapi aku tahu, pun aku bukan ingin mencibirmu. Usia kita sama. Sama-sama sedang menjalani peranan sebagai manusia berkepala dua. Namun sayangnya, usia hanya soal angka. Yang terlihat darimu adalah beribu-ribu persembunyian luka. Namun kumohon, opinimu jangan terlalu dibawa asa. Aku baru memulainya, jangan membuat aku goyah dengan apa yang saat ini aku terima. Sebab aku ingin tahu, seberapa luka yang bisa ku terima dan menjalaninya persis seperti yang telah kau jalani sebelumnya. Sebelum akhirnya kau memilih memutarkan paradigma untuk kembali merangkai semua seperti semula. Jadi kumohon, semangati saja orang-orang yang tengah berani mengambil langkah.

Rindu Kepulangan

Sabtu pukul dini hari saat bus melaju dan saat teman disebelahku pulas menikmati perjalanan lewat tidurnya, aku hanya tertegun. Mataku menembus pandang pada jendela yang gordengnya sengaja dikibakkan. Kosong. Jasadku hendak kemana, begitupun pikirku berpendar kemana-kemana. Ini awalnya, saat bersiap mengemas barang sekenanya untuk pergi, aku dikirimi pesan singkat dari lelaki yang amat mencintaiku. Bapak, yaa lelaki itu Bapak. Begini bunyinya " Kata Ibumu, akankah pulang sabtu ini? "  k urang lebih begitu isi pesannya. Aku membalasnya tanpa pamit hendak akan kemana. Aku hanya beralasan yang ujungnya takku terima balasan sepanjang perjalanan. Sebab itu aku kalut, sabtu dini hari itu ialah saat rasa sedang digoyahkan. Kilasan bayang-bayang menyeruak menjadi layar yang memunculkan nalar seolah menyuarakan jikalau aku rindu. Rindu pada kepulangan.